Karakteristik Bollinger Bands

Setiap indikator tentulah punya karakter masing-masing. Begitu juga dengan indikator satu ini. Satu hal yang unik yang dimilikinya adalah Bollinger Bands memampukan tiap-tiap orang menginterpretasikan indikator ini dengan caranya masing-masing. Bahkan John Bollinger sendiri, pencipta indikator ini mengatakan bahwa hal yang paling menarik dalam analisa menggunakan Bollinger Bands adalah memperhatikan bagaimana setiap orang menggunakannya.
Meski ada beberapa aturan baku dalam Bollinger Bands, tetapi bisa saja trader satu dengan trader lainnya memiliki cara yang berbeda dan penggunaan yang berbeda dalam memakai Bollinger Bands. Berikut adalah karakter umum yang berlaku pada Bollinger Bands:
  • Bollinger Bands adalah indikator awal yang tidak dapat dipakai sebagai indikator action. Harus diapakai bersama indikator lainnya. Tentukan salah satu indikator yang terbaik bagi Anda sebagai indikator action, namun jangan memakai indikator action lebih dari satu. Beberapa indikator action yang baik adalah RSI, Stochastic ataupun momentum. Terserah Anda.
  • Pada umumnya harga akan bergerak dalam sabuk, namun demikian dapat juga harga bergerak diluar dari sabuk. Ini dapat berarti akan terjadi reversal atau malah sebaliknya penguatan trend yang sedang berlangsung. Untuk mengetahuinya kita dapat melihat indikator action yang kita pakai.
  • Penentuan periode dalam Bollinger Bands juga berpengaruh disini. Semakin kecil periode yang dipakai maka lebar sabuk akan semakin kecil dan demikian sebaliknya.

Jika Bollinger Bands kita gabungkan dengan RSI, demikian hasilnya:

  • Bila harga berada diluar upper band atau sama, sementara RSI masih berada dibawah zona overbought, maka ini berarti akan ada kelanjutan trend yang sedang terjadi. Sebaliknya bila RSI sudah berada diarea overbought dan sedang meninggalkan area overbought, maka ini berarti akan ada pembalikan trend dalam beberapa candle kedepan.
  • Bila harga berada diluar lower band atau sama, sementara RSI masih berada dibawah zona oversold, maka ini berarti akan ada kelanjutan trend yang sedang terjadi. Sebaliknya bila RSI sudah berada diarea oversold dan sedang meninggalkan area oversold, maka ini berarti akan ada pembalikan trend dalam beberapa candle kedepan

Nah, mari kita lihat gambar berikut:

Perhatikan area yang dilingkari dan besar smoothing RSI. Pada 1.1932, besar smoothing RSI adalah 39.9429 dan harga telah menembus upper band dua kali secara berturut-turut. Ini mengindikasikan bahwa akan terjadi penerusan trend yang baru saja dimulai. Dalam kenaikan harga, tercatat beberapa kali juga harga menembus upper band namun RSI belum juga meninggalkan overbought area. Ini berarti trend masih akan terus terjadi sampai RSI meninggalkan overbought area.

Sekarang bandingkan dengan gambar berikut ini:

Pada area yang dilingkari smoothing RSI bernilai 31.7379 dan harga telah menembus lower band tiga kali dengan bullish candle. Dengan demikian diperkirakan akan terjadi pembalikan trend seperti terlihat pada candle berikutnya. Kenapa saya dapat memberikan perkiraan bahwa akan terjadi pembalikan trend dari bearish menuju bullish? Itu karena selain indikator action saya menunjukan harga telah meninggalkan oversold area dan mengarah menuju overbought area.

Dapat disimpulkan dari penggunaan contoh disini, sebenarnya pemaduan Bollinger Bands dengan indikator lainnya dapat kita lakukan bila kita memahami penggunaan indikator lain tersebut dengan benar. Penggunaan indikator yang tepat akan menghasilkan keputusan yang saling menguatkan dan menunjang sehingga diperoleh berbagai keuntungan. Semakin kita memahami penggunaan indikator action maka semakin besar kesempatan kita memanfaatkan Bollinger Bands sebagai volatilitiy indicator.

Double bottom & Top

Double bottom buy. Ini akan terjadi ketika harga menembus lower band dua kali berturut-turut. Adanya double bottom merupakan indikasi akan terjadi peningkatan harga. Namun untuk memastikannya, diperlukan konfirmasi harga menembus middle band. Jika telah menembus middle band, maka bisa diperkirakan akan terjadi uptrend dimana kita harus membuka posisi buy.


Kebalikan dari double bottom buy adalah double top sell yaitu keadaan dimana harga menembus upper band dan divalidasi dengan penembusan middle band juga. Ini berarti akan terjadi penurunan harga dimana kita harus membuka posisi sell terlebih dahulu guna memperoleh keuntungan.




0 Comments:

Post a Comment

<< Home